Perbandingan Budaya Indonesia


Perbandingan Budaya Indonesia dengan Budaya Negara Lain


BAB I
PENDAHULUAN


1.    1. Latar Belakang


      Kebudayaan setiap negara tentunya berbeda. Pada umumnya kebudayaan negara-negara dikelompokkan menjadi budaya bangsa Timur dan budaya bangsa Barat. Namun, bukan berarti negara di Timur memiliki budaya yang sama. Kita sebagai bangsa Indonesia perlu memperhatikan denga serius dan saksama bagaimana pendirian bangsa lain terhadap kita. Dalam hal usaha kita di masa yang lampau untuk mengagung-agungkan diri, hal yang amat penting tersebut di atas itu, yang bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita yang sering kita lupakan.

1.    2. Rumusan Masalah


1.         Apakah pengertian kebudayaan itu?
2.         Apakah perbedaan kebudayaan Indonesia dengan Jepang?
3.         Apakah perbedaan kebudayaan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok?

1.       3.  Tujuan


      Tujuan ditulisnya makalah ini untuk mengetahui pengertian budaya itu sendiri. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan budaya antar negara khususnya budaya Indonesia dengan Jepang dan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok
  

BAB II

PEMBAHASAN


2.       1. Pengertian kebudayaan

      Banyak para ahli sosial, mengartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bias dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Konsep itu adalah amat luas karena meliputi hamper seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya.


      Karena demikian luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar yang terjadi karena pecahan tahap pertama disebut “unsur-unsur kebudayaan yang universal”, dan merupakan unsur-unsur yang pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia, baik yang hidup dalam masyarakaat pedesaan yang kecil terpencil maupun dalam masyarakat perkotaan yang besar dan kompleks. Unsur-unsur universal itu, ang sekalian merupakan isi dari kebudayaan yang ada di dunia ini, adalah :
1.       Sistem religi dan upacara keagamaan,
2.       Sistem dan organisasi kemasyarakatan,
3.       Sistem pengetahuan,
4.       Bahasa,
5.       Kesenian,
6.       Sistem mata pencaharian hidup,
7.       Sistem teknologi dan peralatan.

      Ketujuh unsur universal tersebut masing-masing dapat dipecah lagi ke dalam sub-sub-unsurnya. Demikian ketujuh unsur kebudayaan universal tadi memang mencakup seluruh kebudayaan manusia di manapun juga di dunia, dan menunjukkan ruang lingkup dari kebudayaan serta isi dari konsepnya.



2.       2. Perbandingan Kebudayaan Indonesia dengan Jepang

      Adat sopan-santunt pergaulan bangsa Jepang mengandung gaya yang merefleksikan suatu karamahan yang besar. Selain itu bangsa Jepang sendiri menilai sifat hemat itu sebagai sifat yang amat terpuji sehingga dalam sifat ekstremnya orang Jepang kadang-kadang bisa juga bersifat kikit. Keramahan yang tertanam dalam adat sopan-santunt pergaulannya itu terbukti hanay suatu gaya lahir saja.

      Sifat hemat orang Jepang memang tampak pada beberapa hal dalam kehidupan sehari-harinya. Menyebut seorang Jepang “pemboros” merupakan penghinaan amat besar, yang akan dapat menimbulkan reaksi agresif. Sebaliknya, apabila seorang Indonesia disebut “pemboros”, ia jarang akan benar-benar marah. Pujian yang menyatakan kekaguman akan sifat mahal dari suatu barang milik seorang Jepang akan benar-benar membuatnya malu (bukan malu yang dibuat-buat). Seorang Indonesia, terutama pada masa kini, bahkan akan puas hatinya apabila kita kagumi kemewahan dan cahaya gemerlapan dan perhiasannya.
      Pada umumnya, keadaan jalan-jalan di Jepang, yang di luar kota metropolitan sama buruk keadaannya seperti di Indonesia saja, namun di samping itu terang sekali bahwa orag Jepang menkan beta kehidupan rumah tangga sehari-hari dari rakyat. Kalau ditinjau angka rate of saving dari Jepang, maka tampak angka 38,3% dari NNP, suatu angka yang tentunya lebih tinggi daripada bangsa Indonesia. Pada hal ini, mentalitas juga yang menentukan. Mentalitas orang Jepang berbeda dengan mentalitas orang Indonesia. Menurut analisa ahli eknnomi Jepang yang terkenal, bernama Dr. Shinichi Ichimura, bahwa negara kita telah dirusak oleh suatu inflasi yang kita derita sejak zaman Perang Dunia ke-II yang ganas itu kini sudah dikuasai, tetapi kerusakan-kerusakannya belum dipulihkan.

2.       3. Perbandingan Kebudayaan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok


      Republik Rakyat Tiongkok atau yang dikenal sebagai Negara tirai bambu ini adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat di dunia. Namun, Republik Rakyat Tiongkokg menjadi salah satu Negara maju meski memiliki jumlah penduduk yang padat. Hal ini juga tak lepas dari budaya yang sudah melekat pada masyarakat Republik Rakyat Tiongkokg.  Budaya yang demikian disiplin dalam berbagai bidang kehidupan inilah yang membuat negara Republik Rakyat Tiongkokg bisa lebih maju dibandingkan dengan Negara di Asia lainnya seperti misalnya Indonesia sendiri.

            Di Negara Republik Rakyat Tiongkokg, hukuman sangat tegas jika dibandingkan dengan Negara Indonesia. Contoh kasus misalnya korupsi. Di Republik Rakyat Tiongkokg, hukuman matilah bagi siapa saja yang berani berurusan dengan korupsi. Berbeda jauh dengan di Indonesia, koruptor yang notabene merugikan Negara, hanya mendapat beberapa tahun hukuman penjara dan terkadang malah diberi keringanan. Inilah mengapa korupsi di Indonesia semakin merajalela. Para koruptor tak merasa jera dan menganggap budaya korupsi itu hal yang biasa. Padahal seperti yang telah kita ketahui, korupsi termasuk dari 68 jenis kejahatan yang mendapat hukuman mati di negeri tirai bambu ini.

            Tak perlu diragukan lagi, masalah etos kerja, dari dulu masyarakat Republik Rakyat Tiongkokg memang sudah dikenal dengan etos kerja yang tinggi. Masyarakat Republik Rakyat Tiongkokg terbilang totalitas dalam urusan pekerjaan. Hal ini terlihat dari kinerja para dokter OOTC di Tianjin, Tiongkok yang berusaha keras menangani pasien walaupun keadaanya sudah sangat parah dan tingkat keberhasilannya untuk selamat sangat kecil.

            Selain etos kerja, Republik Rakyat Tiongkokg juga tak asing dengan keberhasilannya dalam berbagai disiplin ilmu. Terutama dalam ilmu medis. Banyak orang yang merantau untuk belajar ilmu medis ke Negara ini. Seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa dokter dari RSUD dr. Soetomo Surabaya. Berawal dari ide salaha satu pasien agar diadakan program transplantasi liver di Surabaya. Hal inilah yang akhirnya menjadi pendorong beberapa dokter RSUD dr. Soetomo Surabaya untuk belajar transplantasi liver di negeri Republik Rakyat Tiongkokg.

            Adapun hadis yang berkaitan dengan pembahasan ini yaitu hadis yang berbunyi “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Republik Rakyat Tiongkokg.” Jika kita telaah, maka makna dari hadis ini adalah kita harus menuntut ilmu dimanapun kita berada, bahkan jauh sekalipun. Memang Republik Rakyat Tiongkokg adalah Negara yang bagus dalam disiplin keilmuan. Kita harus bisa mencontoh kecanggihan berpikir seperti Negara Republik Rakyat Tiongkokg.

            Untuk itulah, sebagai masyarakat Indonesia kita harus melakukan berbagai upaya demi meningkatkan etos kerja masyarakat Indonesia yang penuh kesadaran. Salah satunya seperti menanamkan keyakinan pada masyarakat Indonesia bahwa bekerja dengan niat ikhlas akan memiliki dampak positif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara. Hidup akan terasa damai dan tenang. Tak ada kehampaan yang memasung jiwa setiap insan.


            Selain itu, bangsa Indonesia harus menghargai orang-orang yang berjasa dalam bidangnya untuk kepentingan umum. Karena semakin usaha seseorang dihargai, maka kinerja seseorang itu untuk menjadi lebih baik akan terpacu. Menghargai di sini bukan sekadar memeberikan penghargaan saja, melainkan mendukung, menjamin, dan bila perlu ikut membantu.


BAB III

PENUTUP



3.       1. Kesimpulan 


      Kebudayaan antar negara sangatlah berbeda. Walaupun kedua negara berdekatan, namun pasti memiliki perbedaan. Seperti halnya Indonesia dengan Jepang dan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok yang memiliki banyak perbedaan. Dalam pembahasan makalah ini, Indonesia terlihat lebih banyak memiliki kekurangan baik dalam segi ekonomi, penegakan hukum, sampai dengan kehidupan sehari-hari. Namun bukan berarti Indonesia adalah negara yang lemah, setiap negara memang sewajarnya memiliki kelebihan dan kekurangan, salah satu kelebihan bangsa Indonesia adalah budaya gotong royong.

3.       2. Saran

       Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki keunggulan dalam nilai kebudayaan yaitu gotong-royong kita patut bangga. Namun kita tetap harus menjaga budaya gotong-royong dan saling tolong-menolong makhluk hidup lain. Dengan adanya gotong-royong dan tolong-menolong ini tentunya akan membuat negara Indonesia semakin sejahtera.
Sumber : kyurery, Debie "ARTIKEL: PERBEDAAN BUDAYA CINA DAN INDONESIA", 27 April 2016. http://sastraira.blogspot.co.id/2015/01/artikel-perbedaan-budaya-cina-dan.html





0 comments:

Post a Comment